Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarokatuh,
“Maka Allah
memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang
mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya. Dan Allah selalu memberi petunjuk
orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (QS. Al Baqarah : 213).
Kebahagiaan
itu ada dalam sikap bersahaja (sedang-sedang saja), tidak melampaui batas. Dan
tidak bersikap ogah-ogahan, sikap terlalu berlebihan dan melalaikan. Kesahajaan
adalah jalan ketuhanan (manhaj Illahi) yang akan mencegah seorang hamba agar
tidak terjebak ke dalam dua sisi yang sangat ekstrim itu. Karakteristik Islam
sendiri adalah ilmu dan amal dengan ruh dan jasad dan dengan akal dan konsep
sekaligus.
Bersikap
bersahaja akan membuat manusia bahagia. Bersahaja dalam ibadah artinya jangan
terlalu berlebihan, karena sikap yang demikian akan merusak fisik, memadamkan
kobaran semangat dan ketahanan dalam bekerja. Jangan pula bersikap ogah-ogahan,
setengah hati, karena kemudian dapat menyebabkan manusia meninggalkan hal yang
bersifat nafilah, yaitu mengabaikan yang fardhu dan bergantung pada
harapan-harapan kosong.
Bersahaja
dalam berinfak artinya tidak
menghambur-hamburkan harta, sehingga kemudian menjadi orang yang merana. Jangan
pula terlalu kikir terhadap yang dimiliki, sehingga menjadi tercela dan
dijauhkan dari rahmat Allah.
Bersahaja
dalam berakhlak berarti bersikap diantara ketegasan yang melampaui batas dan
kelembutan yang tidak berdaya, antara kemurahan hati yang kelewatan dan tertawa
yang terpingkal-pingkal, antara mengucilkan diri hingga tak kenal lingkungan
dan berbaur dengan masyarakat sehingga lupa segalanya.
Bersahaja
dalam menyikapi masalah, menilai sesuatu dan bergaul dengan orang lain,
sebaiknya jangan berlebihan, sehingga justru meringankan timbangan nilai. Tidak
mengabaikan hingga pokok kebaikannya tidak tersentuh. Berlebihan adalah adalah
pemborosan dan foya-foya, sedangkan mengabaikan adalah kering.
Sebenarnya
kebaikan ada diantara dua keburukan yaitu antara sikap berlebihan dan
mengabaikan. Kebaikan itu berada diantara dua kebatilan, karena kebatilan yang
melebih-lebihkan dan kebatilan karena enggan. Kebahagiaan itu terletak diantara
dua kesengsaraan antara kesengsaraan sebagai akibat bertindak tanpa perhitungan
dan kesengsaraan sebagai akibat terlalu takut berbuat.
Menahan diri
adalah upaya yang harus dapat dilakukan untuk dapat bersikap bersahaja.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarokatuh.
Pustaka :
DR. ‘Aidgh ibn Abdillah al QarniIntisari Laa Tahzan, Tersenyumlah
Cambuk Spiritual Seorang Mukmin. Pustaka Kaona, 2008..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar