Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,
”(Musim) haji adalah
beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan
itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang
berakal’ (Al Baqarah : 197).
Allah menciptakan
rasa cinta kepada Baitullah dalam hati-hati hambanya, namun tidak semua orang
bisa berkunjung kesana, maka melalui Rasulullah SAW, Allah mensyariatkan amalan-amalan tertentu yang jika dilakukan secara kontinu dengan niat yang benar, ia akan mendapat
pahala yang setara dengan pahala haji dan umrah.
Imam Thabrani
meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya, Allah memiliki
karunia-karunia pada hari-hari dalam usia kalian, maka raihlah karunia-karunia
itu. Semoga seseorang dari kalian mendapat karunia itu sehingga ia tidak akan
sengsara setelah itu selamanya” (HR. Muhammad bin Maslamah).
”Dan sekali-kali
bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada
Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang
telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi
(dalam surga)” (QS Saba : 37).
Abu Hurairah berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda,
”sesungguhnya, Allah tidak melihat bentuk fisik dan harta kalian, tapi melihat
hati dan amal perbuatan kalian” .
KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH
1.
Haji
- Pelebur dosa masa lalu.
- Termasuk amal kebaikan yang utama.
- Jama’ah haji dan umrah adalah tamu Allah SWT.
- Termasuk jihad yang paling besar.
- Melimpahnya pahala.
- Bapak segala ibadah.
2.
Umrah
- Peleburan kefakiran dan dosa.
- Jaminan perlindungan dari Allah SWT.
- Menghapuskan dosa diantara 2 umrah.
- Berhaji bersama Rasulullah SAW.
- Pahalanya sesuai kadar kepayahan dan biaya.
AMALAN SETARA HAJI
DAN UMRAH
1.
Zikir Setelah Shalat
Imam Bukhari meriwayatkan dari Hadits Abu
Hurairah ra, “Orang-orang fakir menemui Rasulullah SAW. Mereka berkata,
“Orang-orang kaya membawa pergi derajat-derajat tinggi dan kenikmatan abadi,
mereka shalat seperti halnya kami, mereka puasa seperti halnya kami, namun
mereka memiliki kelebihan harta. Dengan harta itu mereka bisa haji, umrah,
berjihad, dan bersedekah”.
Beliau bersabda, “Maukah kalian aku
beritahu sesuatu yang jika kalian laksanakan, kalian akan menyusul orang yang
mendahului kalian dan tidak akan ada seorangpun yang bisa menyusul kalian.
Kalian adalah orang-orang terbaik yang ada diantaranya, kecuali orang yang
melakukan amalan sepertinya; ucapkan tasbih, tahmid dan takbir seusai shalat
sebanyak 33 kali”.
Setelah itu, kami berbeda pandangan.
Sebagian dari kami berkata, “Bertasbih 33 kali, bertahmid sebanyak 33 dan
bertakbir sebanyak 33 kali”.
Akhirnya, aku kembali menemui Rasulullah
SAW. Beliau bersabda, “Ucapkan, “Subhanallah
wal hamdulillah wallahu akbar,” hingga masing-masing mencapai 33 kali” (HR.
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah).
2.
Shalat Subuh Berjama’ah, Zikir Hingga Matahari Terbit kemudian
Shalat 2 Raka’at
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa shalat Subuh berjamaah kemudian duduk
berzikir mengingat Allah hingga matahari terbit, setelah itu shalat dua
raka’at, amalan itu baginya sama seperti pahala haji dan umrah” (HR. Tarmidzi).
3.
Berjalan Ke Mesjid
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa
keluar dari rumah dengan bersuci untuk menghadiri shalat wajib, pahalanya
seperti pahala pelaksana haji yang berihram. Dan barangsiapa pergi ke mesjid
untuk Shalat Dhuha, tiada yang mendorongnya selain untuk keperluan itu,
pahalanya seperti pahala pelaksana umrah. Dan shalat setelah shalat berikutnya
tanpa perbuatan sia-sia diantaranya akan dicatat dalam ‘Illiyyin” (HR. Abu
Dawud).
“Barangsiapa berjalan menuju masjid untuk
shalat wajib secara jama’ah, maka itu setara dengan haji. Dan barang siapa
berjalan (menuju masjid) untuk shalat sunnah, maka itu setara dengan umrah
sunnah” (HR. Thabrani dan Ahmad dari Abu Umamah).
4.
Berbakti Kepada Kedua Orangtua
Disebutkan dalam hadits dari Anas bin
Malik, “Ada seseorang yang dating menghampiri Rasulullah SAW, lalu berkata, “Sesungguhnya,
aku sangat ingin berjihad namun aku tidak mampu”. Rasulullah SAW bertanya, “Apa
salah satu dari kedua orang tuamu masih ada?” Orang itu menjawab ,”(Ya) Ibuku”.
Rasulullah SAW bersabda : “Menghadaplah kepada Allah SWT dengan berbakti kepadanya.
Bila kau melakukan itu maka kau (seperti) orang yang melaksanakan haji, umrah,
dan jihad” (HR. Abu Ya’la dan Thabrani).
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,
Daftar Pustaka :
1.
Sukmadjaja Asyarie – Rosy
Yusuf, Indeks Al Qur’an, Penerbit Pustaka, 2003.
2.
Husain bin Mahmud Shadiq,
Amal Setara Haji & Umrah,Aqwam Jembatan Ilmu, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar