Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh,
“Dan Kami tidak mengutus seorang
rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya : Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku “ (QS Al
Anbiya : 25). Ayat ini mempunyai nilai kandungan aqidah yang wajib dilaksanakan
oleh manusia. Ayat lain yang juga mempunyai kandungan aqidah tercantum dalam QS Al Maidah : 72, Thaha : 13 – 14, Luqman : 13
dan Al Ankabut : 16.
Al Qur’an menyebutkan, orang tua diperintahkan untuk mempersiapkan
keturunan yang sejahtera lahir dan bathin, seperti yang ditegaskan dalam QS
Annisa : 9, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
“Setiap bayi yang lahir berdasar atas fitrah yang suci.
Maka, kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi “
(HR. Bukhari).
Orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan aqidah kepada
anak keturunannya sebagaimana ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an
dimaksud. Gerak gerik ataupun perkataan orang tua dijadikan oleh anak-anaknya
sebagai contoh nyata, merupakan panutan bagi anak-anak. Jelaslah bahwa tuntunan terbesar dalam
pembentukan akhlak anak adalah bagaimana orang tua mengarahkan dan
membentuknya.
Saat ini, banyak orang tua yang
berharap bahwa sekolah sepenuhnya bisa membentuk akhlak anak menjadi baik.
Orang tua yakin, dengan disiplin dalam menerapkan materi pendidikan yang
berbasis agama, sekolah dapat membentuk kepribadian yang baik kepada anak. Padahal, bila aturan itu tidak di
dukung oleh perilaku baik di lingkungan rumah atau anak melihat orang tua tidak
berbuat kebaikan seperti yang diajarkan di sekolah, anak akan labil dan
akhirnya bersikap seenaknya.
Orang tua harus memiliki akhlak yang
baik, perkataan maupun tindakannya, kasih sayang yang sempurna, serta
sifat-sifat yang mulia sehingga anak bisa mengambil sifat kebaikan tersebut,
sebagai bekal yang kelak bermanfaat baginya.
Ada beberapa cara menanamkan aqidah
dalam diri anak. Antara lain, berikanlah pemahaman dan pengertian yang dapat
diterima anak, menjelaskan manfaat beraqidah dalam kehidupan masyarakat, dan
mengingatkan bahayanya hidup tanpa aqidah.
Selanjutnya, lewat anjuran dan
imbauan dengan cara membangkitkan kecenderungan dan rasa cinta anak yang
tertuju kepada aqidah. Dan terakhir, melalui latihan mengaplikasikan kebiasaan
aktivitas sehari-hari yang dikaitkan dengan aqidah.
Sebaik apapun kurikulum di sekolah
namun tidak diikuti sinergi dengan lingkungan rumah akan sulit untuk membentuk
akhlak anak menjadi baik. Teladan di sekolah penting, tapi jauh lebih penting
adalah bagaimana orang tua menerapkan dan mencontohkan akhlak yang baik itu
dalam kehidupan keseharian di rumah.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh.
Daftar Pustaka :
-
Maya
May Syarah, Hikmah, Surat
Kabar Republika, Mahaka Media, 24 Maret 2008.
-
Drs.
M. Husein AS dkk., Pendidikan Agama Islam, SMA Kelas X, Dongpong Karya, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar