Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh,
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS An Nahl : 78).
Suatu ketika, ada seorang anak
laki-laki yang bertanya kepada ibunya : “Ibu, mengapa ibu menangis”. Ibunya
menjawab : “Sebab, ibu adalah seorang wanita, nak”. “Aku tak mengerti” kata
anak itu lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat : “Nak, kamu memang
tak akan pernah mengerti ……….”.
Kemudian, anak itu bertanya kepada
ayahnya : “Ayah, mengapa ibu menangis? Sepertinya ibu menangis tanpa ada sebab
yang jelas?”. Sang ayah menjawab : “Semua wanita memang menangis tanpa ada
alasan”. Hanya itu jawaban yang diberikan ayahnya. Kemudian, anak itu tumbuh
menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya : “Mengapa wanita menangis”.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan
bertanya kepada Tuhan : “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?.
Dalam mimpinya, Allah menjawab :
“Saat
Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya,
agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu
harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari
rahimnya, walau seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari
anaknya itu”.
“Kuberikan
keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua
orang sudah putus asa. Pada wanita kuberikan kesabaran, untuk merawat
keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah”.
“Kuberikan
wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam
kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu
melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan
kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang
akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya”.
“Kuberikan
wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi
pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati
dan jantung agar tidak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan
kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik
adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan
itu akan menguji setiap kesetiaannya yang diberikan kepada suami, agar tetap
berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi”.
“Dan
akhirnya, Kuberikan ia air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah
yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah
air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada
ibunda kalau beliau masih hidup, dan bila ibunda tercinta telah tiada, doa
seorang anak yang soleh adalah hadiah terbaik untuknya.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh.
Daftar Pustaka :
-
----,
Thursina Singkat dan Bermakna, Rohis Media 28, ---, 2008.
-
Sukmadjaja
Asyarie – Rosy Yusuf, Indeks Al Qur’an, Penerbit Pustaka, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar