Pages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
 

Kamis, 14 Februari 2013

ISTIGHFAR MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN

0 komentar


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
     “Katakanlah kepada wanita beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An Nur : 31).
  “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan : “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS At Tahrim : 8).
       “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah : “Haidh itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”(QS Al Baqarah : 222).
       Tobat adalah meninggalkan dosa-dosa seketika dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi. Rasulullah SAW bersabda : “Penyesalan itu tobat”. Sebagai makhluk yang lemah, manusia berbuat dosa hampir di setiap waktu dan kemudian timbul penyesalan, karena itu manusia harus bertobat dari kelalaian yang telah dilakukannya. Telah dikatakan : “Bukanlah dosa kecil bila terus menerus dilakukan, dan tiada dosa besar bila dilakukan istighfar”.
      ASTAGHFIRULLAH AL AZIIM (Ampunilah aku ya Allah yang Maha Agung).
  Seorang wanita bercerita : “Suamiku meninggal dunia ketika aku berumur tiga puluh tahun. Aku memiliki 5 orang putra-putri. Setelah itu duniaku menjadi gelap. Aku selalu menangis sampai kering air mataku dan selalu menyesali nasibku. Aku menjadi orang yang berputus asa. Aku selalu dilanda kesedihan, dan juga kegundahan dalam hidup. Putra-putriku masih kecil dan saya sama sekali tidak memiliki pendapatan yang memadai untuk hidup. Jalan yang saya tempuh adalah selalu menjual sedikit peninggalan yang sempat diwariskan oleh bapak anak-anak saya.
  Suatu ketika aku masuk kamar untuk mendengarkan Al Qur’an dari radio. Ada seorang syaikh yang bertutur : “Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya jalan kesenangan dari setiap kesedihan, dan jalan keluar dari setiap kegelisahan”.  Setelah itu aku memperbanyak  istighfar, demikian juga anak-anak, aku perintahkan mereka  untuk melakukan hal yang sama. Hasilnya, tidak lebih dari 6 bulan, kami mendapatkan tawaran proyek untuk barang yang kami miliki dengan keuntungan uang berjuta-juta. Anakku yang pertama menjadi pelajar paling unggul di daerah kami : dapat menghafal Al Qur’an dengan sempurna; karenanya dia menjadi pusat perhatian. Rumah kami dipenuhi dengan anugerah kebaikan. Hidup kami menjadi lebih layak dan Allah telah memberi kebaikan pada putra-putriku. Tak ada lagi kesedihan, kebingungan dan kegelisahan. Sejak saat itu aku merasa telah menjadi wanita yang paling bahagia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
 Daftar Pustaka :
1.     DR. Aidh al Qarni, Menjadi Wanita Paling Bahagia, Qishi Press, 2007.
2.     Imam Al Ghazali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, Pustaka Amani, 1995.
3.     Sukmadjaja Asyarie – Rosy Yusuf, Indeks Al Qur’an, Penerbit Pustaka, 2003.                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar