Pages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
 

Rabu, 06 Februari 2013

TIPS HIDUP BAHAGIA

0 komentar


  
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,



                Berikut tips untuk menggapai hidup bahagía, aman sentosa dan tenteram :



1.     Berpikir dan Bersyukurlah

Hendaklah senantiasa mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada manusia.



”Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” (QS Ibrahim : 34).



”Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmatNya untukmu lahir dan batin. Tetapi diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan” (QS Luqman : 20).



”Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman : 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77).



2.     Janganlah Mengingat Yang Telah Berlalu

Tidak ada artinya mengingat kembali kesedihan masa lalu dan tidak ada gunanya mengoreksi kepanikan masa lalu. Manusia tidak boleh melihat dan memperhatikan ke belakang.



”Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan ” (QS Al Baqarah : 141).



3.     Manfaatkanlah Milik Anda Yaitu Hari Ini

Manusia hanya akan menjalani hidup hari ini saja, tidak bisa mengulangi lagi kehidupan kemarin  dan tidak dapat menarik hari esok kepada hari ini. Hiduplah pada hari ini dengan kebaikan, keseriusan, kekhusukan, keikhlasan, semangat dan hal-hal positif lainnya dengan sebaik-baiknya.  

    

4.     Jauhkanlah Angan-Angan Masa Mendatang

Manusia tidak perlu perpanjang angan-angan kejadian yang akan datang. Sesungguhnya yang akan datang adalah sebuah misteri, karena itu tidak perlu disimpulkan.



”Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan” (QS  An Nahl : 1).



5.     Hadapilah Kritik Dengan Bijak

Upaya yang dilakukan untuk mengganggu kehidupan dan merusak umur manusia, hendaklah dihadapi dengan memberikan maaf atau berpaling dari komunitas tersebut. Anggaplah kritik sebagai bentuk rasa hormat, sehingga tidak ada nilainya di hadapan kita. Jika manusia ingin diterima oleh semua pihak, dicintai oleh semua orang dan terhindar dari semua cela di dunia, berarti manusia mencari sesuatu yang mustahil. 



”Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata, ”Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah, ”Matilah kamu karena kemarahanmu itu!”Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati” (QS Ali Imran : 119).





6.     Tidaklah Perlu Menunggu Ucapan Terima Kasih

Ketika berbuat kebaikan, yang diharapkan hanyalah ridha Allah. Keingkaran terhadap kebaikan manusia lain tidak akan mengganggu kegiatan manusia itu.



”(sambil berkata), sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu” (QS Al Insan : 9).



7.     Berbuat Baiklah Kepada Orang Lain Menyebabkan Dada Menjadi Lapang

Menyibukkan diri dengan cara memberikan sesuatu kepada orang lain, siap menerima kedatangan orang lain ke rumah sebagai tamu, meringankan beban hidup dan memberikan pelayanan kepada orang lain, dipastikan akan memberikan rasa dan warna kebahagiaan dalam hidup.



”dan tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna)” (QS Al Lail : 19 – 21).



8.     Isilah Waktu Senggang Dengan Aktifitas Positif

Keadaan pikiran stres, panik dan galau terjadi ketika manusia kosong dari aktifitas, karena itu upayakan untuk beraktifitas yang produktif. Apapun bentuk aktifitas itu, dapat  shalat, baca Al Qur’an, baca tasbih, baca buku yang berguna, menulis artikel, merapikan buku dan memberikan kontribusi positif kepada lingkungan. Bermanfaat bagi manusia lain membuat manusia bahagia.



9.     Janganlah Menjadi Bunglon

Upayakan menjadi kepribadian sendiri, baik bentuk maupun perangainya, karena bila manusia berusaha lebur menjadi diri orang lain, maka akan memaksakan kehendak, membual terhadap diri sendiri dan menghabiskan kemampuan eksistensi dan kebahagiaan diri. 



10.  Yakinlah Akan Qadha dan Qadar

Musibah yang terjadi pada diri manusia telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan. Apa yang menimpa manusia merupakan ketetapan Allah, pasrahkan kepada qadha dan qadarnya. Bila telah demikian aqidah (keyakinan)nya, maka musibah menjadi pemberian nikmat Allah dan ujian berubah menjadi karuniaNya.  Ikhtiar harus dilakukan, namun tetap takdirNya yang terjadi. Dengan demikian manusia menjadi tenang.



11.  Yakinlah Bahwa Dibalik Kesulitan Ada Kemudahan

Keyakinan bahwa setiap kesulitan ada kemudahan, dibalik sakit ada sehat, dibalik kegelapan ada cahaya dst., akan memberikan perasaan aman, tidak terserang stres. Harus disadari bahwa bentuk ibadah yang paling utama adalah menunggu datangnya kemudahan yang berasal dari Allah, yang bentuknya belum diketahui atau masih rahasia. 



12.  Ambillah Suatu Kebaikan Dalam Kondisi Yang Terjelek Sekalipun

Seorang yang cerdik mampu merubah kerugian menjadi kuntungan, sedang yang bodoh kemampuannya hanya merubah sebuah musibah menjadi beberapa musibah. Beberapa pujangga berhasil menghasilkan buku yang manfaat di penjara. Misalnya Imam Ahmad bin Hambali menjadi imam sunnah (hadist), Iman Sarkhasi menghasilkan karya 20 jilid fiqih, Ibnu Atsir menghasilkan buku-buku hadist. Posisikan diri ketika dalam kondisi yang tidak menyenangkan agar bisa mengeluarkan potensi, yang ternyata Allah memberikan kebaikan di dalamnya.



13.  Yakinlah Bahwa Do’a Orang Dalam Kesulitan Akan DikabulkanNya

Hanya kepada Allah semua makhluk meminta pertolongan untuk mengatasi segala malapetaka yang terjadi. Sesungguhnya hanya Dia Allah yang berhak disembah dan dimintakan pertolongan.  Karena itu wajar bila manusia yang dapat mengemas doa dengan baik, dalam keadaan senang maupun susah, dapat terhindar dari perasaan gundah, stres dan keguncangan jiwa.



      ”Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepadaNya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat” (QS An Naml : 62).



      Allah Maha Dekat dan Maha memperkenankan doa. Dia memerintahkan manusia berdoa, karena manusia adalah hamba yang fakir, lemah dan membutuhkan bantuanNya, sementara Dia Maha Kaya, Maha Kuat, Maha Esa, Maha Mulia serta Maha Segala.



      ”Dan Tuhan berfirman, ”Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina” (QS Al Mu’min : 60).



14.  Lapangkanlah Rumah

Manusia haruslah mengasingkan diri dari manusia-manusia yang lalai, segala bentuk kejahatan dan hal yang tiada berguna, bahkan mengasingkan diri dari manusia banyak. Cara tersebut akan menyuburkan pikiran, menegakkan ketakutan akan Allah, meningkatkan kemampuan untuk bertaubat dan kemudahan dalam mengingat Allah.  Dalam kesendirian di rumah dengan mengucapkan dan melakukan yang baik, niscaya akan dirasakan ada sesuatu yang kembali di dalam hati.



Perkumpulan yang terpuji adalah pada waktu mengerjakan shalat fardhu lima waktu, mengerjakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha, pengajian, bergotong royong dalam rangka kebaikan. Sedang kumpulan yang lain jauhkanlah. Jagalah lidah dan lapangkanlah rumah dari kumpulan yang demikian.



”Jika (mereka berangkat bersamamu), niscaya mereka tidak akan menambah (kekuatan)mu, malah hanya akan membuat kekacauan, dan mereka tentu bergegas maju ke depan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan (di barisanmu); sedang diantara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka. Allah mengetahui orang-orang yang zalim” (QS At Taubah : 47).



15.  Yakinlah Akan Adanya Pengganti Dari Allah Yang lebih Baik

Tidaklah Allah memusnahkan sesuatu milik manusia melainkan akan digantiNya dengan yang lebih baik, asal sabar dan berserah diri kepadaNya. Karena itu musibah bagi manusia beruntung merupakan peluang untuk mendapatkan karuniaNya, surga. Di sisi Allah itu lebih baik, kekal, nyaman, menyejukkan hati, mulia dan lebih tinggi.



”(sambil mengucapkan), ”Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu”. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS Ar Ra’d : 24).



16.  Yakinilah Bahwa Iman Adalah kehidupan

Manusia yang sengsara dengan segala pengertian kesengsaraan adalah manusia yang bangkrut dari perbendaharaan keimanan dan  pancaran keimanan. Tiada kebahagian yang dapat diraih kecuali dengan keimanan. Tak ada kenikmatan tanpa keimanan. Tak ada kehidupan tanpa keimanan.



”Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (QS Taha : 124).



”Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS An Nahl : 97).



17.  Bersikaplah Lemah Lembut Bagai Lebah

Sikap lemah lembut itu menambah pesona. Berbicara, bersikap, bermuka lembut adalah pakaian manusia berbahagia. Ibarat lebah mengambil madu di putik bunga tanpa mematahkannya. Manusia yang seperti itu adalah manusia yang menghadapi dendam kesumat dengan perasaan yang lapang, penyantunan yang teduh dan kelapangan dada yang tulus.    



18.  Ingatlah Allah Agar Hati Menjadi Tenang

Kejujuran merupakan bukti kekasih Allah. Ketulusan merupakan tanda kebersihan hati.  Kejujuran dan ketulusan dalam mengingat Allah dapat berbentuk dzikir serta tafakur. Mengingatnya akan menghilangkan kecemasan, kaget, stres, kesedihan, menyingkirkan kesulitan, kepanikan dan keresahan. Ketenangan dengan mengingatNya akan memberikan kebahagiaan yang hakiki.



”Maka ingatlah kepadaKu, Akupun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu ingkar kepadaKu” (QS Al Baqarah : 152).



19.  Jauhkanlah Dengki

Tidak ada kata tenang bagi manusia yang diselimuti sifat dengki. Sifat ini merupakan penyakit menahun yang menyebabkan timbulnya sifat lain seperti merasa kekurangan, stres, gundah, iri yang dapat mengikis habis ketenangan hidup, kehidupan yang damai dan kebahagiaan.  Manusia berlindung kepada Allah untuk terhindar dari dengki.



”Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karuniaNya kepada siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya. Karena itulah mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang dihinakan” (QS Al Baqarah : 90).



”Atau apakah orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? ” (QS Muhammad : 29).



”Sekiranya Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (agar memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir, dan Dia akan menampakkan kedengkianmu” (QS Muhammad : 37).   



”Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” (QS Al Falaq : 1 – 5)

           

20.  Hadapilah Hidup Ini Apa Adanya

Hidup hendaknya sesuai dengan realita yang ada pada diri sendiri, jangan berimajinasi. Adaptasikan diri dengan keadaan dunia, dimana tidak akan diperoleh sesuatu yang sempurna. Sebab kebersihan dan kesempurnaan bukan milik dunia.  Kebahagiaan dunia dapat dirasakan bila hidup menerima dan harapan kesempurnaan akan diperoleh di akhirat.



Rasulullah SAW bersabda : ”Jangan seseorang mukmin laki-laki itu membenci seorang mukminah.  Jika ia tidak menyukai akhlaq dari sebagiannya, maka ia akan menyukai bagian akhlaq yang lainnya”.



21.  Ta’ziyah-lah Kepada Orang-Orang Yang Memperoleh Cobaan

Mengunjungi atau berbelasungkawa kepada orang yang memperoleh musibah, akan menyebabkan timbul perasaan bersyukur karena telah diberikan keadaan yang lebih baik dari yang dikunjungi. Karena itu pujilah Allah atas kelembutanNya dan banyak bersyukur kepadaNya atas karuniaNya.



”Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ”Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat” (QS Al Baqarah : 214).  



22.  Shalat .... Shalatlah

Bentuk nikmat Allah yang terbesar, bila dimengerti, adalah melaksanakan shalat fardhu lima waktu sehari semalam. Bila manusia menghadapi kesulitan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kegundahan segeralah berdiri untuk shalat khusyu’. Shalat selain dapat menghapuskan dosa dan mengangkat derajat manusia juga memberikan kekuatan, kehendak, semangat hidup, penyejuk pandangan, ketenangan, sumber kebahagiaan, keceriaan dan perasaan nyaman.



”Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al Baqarah : 153).



Rasulullah SAW bersabda : ”Berilah kesempatan kepadaku untuk mengembalikan kesegaran (refreshing) dengan mengerjakan shalat, wahai Bilal”.  



23.  Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil

Keimanan yang tinggi dan mulia adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah, bersikap pasrah, percaya pada janjiNya, menerima dengan senang hati segala karuniaNya dan berprasangka baik kepadaNya.



”(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, ”Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, ”ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, ”Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung” (QS Ali Imran : 173 – 174).



”Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), ”Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ’Arsy (singgasana) yang agung” (QS At Taubah : 129).



24.  Nikmatilah Alam Semesta

Perlunya untuk keluar dari rumah, mengagumi dan merenungi alam semesta ciptaan Allah yang Maha Luas. Menaiki gunung, menuruni lembah, mengagumi pepohonan dan bunga-bungaan, menikmati udara segar, angin yang sepoi-sepoi, sambil bertasbih dan berdzikir. Bepergian yang demikian dapat meraih kebahagiaan, kesenangan, dapat berpikir dan merenung.



”(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ”Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka ” (QS Ali Imran : 191).



25.  Hiasilah Diri Dengan Kesabaran Yang Indah

Menghias diri dengan kesabaran adalah termasuk akhlak orang-orang besar, yaitu orang-orang yang menerima segala sesuatu yang tidak disukai dengan dada yang lapang, kehendak yang kuat dan keteguhan yang kokoh. Hendaklah bersabar hanya kepada Allah, bersabar akan datangnya kelapangan, atau kesabaran orang yang mencari pahala dan kesabaran serta kebahagaian orang yang dihapuskan dosa-dosanya oleh Allah.



”Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al Baqarah : 153).



26.  Janganlah Menaruh Bola Dunia Dalam Kepala

Biarkan semua peristiwa terjadi di atas bumi dan jangan biarkan mengisi kepala atau lambung atau  bagian tubuh lainnya. Hadapilah dengan tegar dan kokoh. Dengan demikian segala macam guncangan tidak akan mempengaruhi bahkan akan menambah keimanan.



”Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhi mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan” (QS Al Baqarah : 96).



27.  Janganlah Binasa Karena Masalah Sepele

Pikirkan setiap urusan yang menjadi perhatian dan kepedulian kita serta tetapkan secara rasional tingkat keseriusan pemikiran. Jauhi sikap menzalimi dan berlebihan dalam suatu urusan. Jangan sampai menghabiskan waktu untuk hal-hal yang sebenarnya sepele niscaya kebahagian akan tercapai.



”dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu ” (QS At Talaq : 3).



28.  Jadilah Manusia Terkaya Dengan Menerima Pembagian Rezeki Allah Dengan Senang Hati

Hendaklah apa yang diberikan Allah di dunia ini diterima dengan senang hati, seperti jasmani, harta, pasangan hidup, anak, tempat tinggal dan potensi.  Patut diteladani manusia dengan kekurangan, namun dapat menerima rezeki yang diberikanNya, sehingga hidup, umur dan potensi menjadi berkah. Dengan demikian, nilai seorang manusia berada pada seberapa banyak potensi yang diberikan, karya kebaikan yang dirasakan oleh manusia lain, kontribusi positif terhadap manusia lain dan kemuliaan akhlaqnya.



”(Allah) berfirman, ” Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalahKu dan firmanKu, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS Al A’raf : 144).



29.  Ingatkanlah Diri Anda Dengan Surga

Jika kesulitan datang, ingatkan diri pada kenikmatan, kenyamanan, kesenangan, kegembiraan, keamanan dan kekekalan di surga. Bila aqidah ini diyakini, disadari kehidupan dunia ini hanya sementara dan semu, maka untuk meraih masa depan di akhirat, manusia akan mampu bekerja maksimal untuk kebahagiaan akhirat, di surga yang merupakan tempat kesenangan yang sempurna dan kegembiraan yang luar biasa.



”(sambil mengucapkan), ”Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu”. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS Ar Rad : 24).





30.  Kendalikanlah Perasaan dan Emosi

Barangsiapa menghendaki kebahagiaan, hendaknya ia memperhatikan perasaan dan emosinya. Hendaklah ia bersikap adil  disaat senang, marah, gembira dan susah. Sikap adil adalah sikap yang teratur, tidak pula keras, tidak berlebihan dan tidak sembarangan. Dengan kata lain mampu mengendalikan perasaan dan emosinya setiap waktu.



”Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang diantara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi diantara mereka. Allah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS Mumtahanah : 7).



Rasulullah bersabda : ”Cintailah kekasihmu sewajarnya, karena bisa jadi dilain hari ia menjadi orang yang anda benci. Dan bencilah orang yang anda benci sewajarnya, karena bisa jadi dilain hari ia menjadi orang yang anda cintai ”. 



Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Daftar Pustaka :
-     Syamil Al Qur’an, Al Qur’an & Terjemahnya Edisi Tajwid, PT. Syaamil Cipta Media, 2006.
-     Sukmadjaja Asyarie – Rosy Yusuf, Indeks Al Qur’an, Penerbit Pustaka, 2003.                   
-     Aidh bin Abdullah Al Qarny, 30 Tips Hidup Bahagia, Mitrapustaka, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar