Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
1.
Pakaian dan Jilbab Penutup Aurat
”Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” (QS. Al A’raf :
26).
”Katakanlah kepada wanita yang beriman : ”Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An Nur : 31).
”Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isterio orang mu’min : ”Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab : 59).
2.
Adab Berpakaian ke Mesjid
”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al
A’raf : 31).
3. Pakaian Sutera
”Sesungguhnya yang memakai sutera (bagi laki-laki) di
dunia, mereka di akhirat tidak akan bernasib baik” (HR. Bukhari – Muslim).
”Sesungguhnya pemakai sutera di dunia adalah orang yang
tidak memperoleh bagian di akhirat” (HR. Muslim).
”Janganlah kalian memakai pakaian sutera. Karena,
barangsiapa mengenakan pakaian sutera di dunia, maka dia tidak mengenakannya di
akhirat” (HR. Muslim).
”Janganlah kamu (laki-laki) memakai sutera, maka
sesungguhnya mereka yang memakai di dunia tidak akan memakainya di akhirat”
(HR. Bukhari – Muslim). Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi disebutkan
bahwa Rasulullah bersabda : ”Dibolehkan emas dan sutera untuk para wanita dari
ummatku dan diharamkan untuk mereka yang laki-laki”.
”Uqbah bin Amir ra berkata : ”Rasulullah mendapatkan
hadiah sutera, lalu beliau memakainya untuk shalat. Setelah itu beliau pulang,
kemudian beliau segera melepaskannya dengan serta merta, sepertinya beliau
tidak menyukainya. Lalu, beliau mengatakan : ”Pakaian ini tidak layak untuk
orang-orang yang bertakwa” (HR. Muslim).
”Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa Ukaidir Dumah
menghadiahkan pakaian sutera kepada Rasulullah SAW, lalu beliau memberikannya
kepada Ali. Rasulullah bersabda kepada Ali : ”Potong-potonglah pakaian sutera
ini untuk kerudung Fathimah” (HR. Muslim).
”Dari Suwaid bin Ghafalah bahwa Umar ibnul – Khaththab ra
berkhotbah di hadapan orang banyak, kemudian dia mengatakan : ”Rasulullah
melarang pakaian sutera kecuali selebar 2 atau 3 atau 4 jari” (HR. Muslim).
”Dari Anas ra mengatakan : Rasulullah SAW membolehkan
pada sahabatnya Zubbair dan Abdur Rahman bin Auf ra untuk memakai pakaian
sutera karena gatal-gatal yang sedang diderita oleh mereka berdua” (HR. Bukhari
– Muslim).
4. Sorban dan Pakaian/Jubah Hitam
”Dari Jabir ra bahwa Rasulullah SAW telah memasuki kota
Mekkah pada hari penaklukan kota tersebut (oleh kaum muslimin) yang beliau
memakai sorban warna hitam” (HR. Muslim).
”Bahwa Rasulullah SAW telah berkhotbah di depan umum yang
beliau memakai sorban warna hitam” (HR Muslim).
”Qatadah berkata: ”Kami bertanya kepada Anas bin Malik
ra, Apa pakaian yang paling disenangi oleh Rasulullah?”. Dia menjawab : ”Jubah
hitam” (HR. Muslim).
5.
Sarung
”Sarung yang dipakai hingga bawah mata kaki, maka yang
demikian di dalam neraka” (HR. Bukhari). Keputusan yang demikian menurut sabda
Rasulullah merupakan tanda kesombongan.
”Allah tidak akan melihat pada hari kiamat terhadap
seseorang yang menarik sarungnya untuk kesombongan” (HR. Bukhari – Muslim).
”Abu Burdah berkata : ”Aku berkunjung ke Aisyah ra,
kemudian dia menunjukkan kepada kami kain sarung yang kasar dan pakaian yang
disebut mulabbadah (pakaian yang terbuat dari bulu yang bermutu rendah).
Kemudian Aisyah ra bersumpah dengan nama Allah bahwa Rasulullah wafat dengan
mengenakan dua pakaian tersebut” (HR. Muslim).
6. Larangan Mengenakan Pakaian Pendeta,
Pakaian Berwarna Kuning dan Emas
”Dari Ali bin Abi Thalib ra
bahwa Rasulullah melarang pakaian pendeta (yaitu pakaian yang bergaris dan
terdapat logam di dalamnya yang didatangkan dari Mesir dan Syam), pakaian
berwarna kuning dan warna emas, serta membaca Al Qur’an pada saat ruku” (HR.
Muslim).
”Pakaian kuning karena celupan itu adalah salah satu
pakaian orang kafir, maka jangan kamu pakai ” (HR. Muslim).
”Abdullah bin Amru ibnul –
Ash ra berkata : ”Rasulullah melihat aku mengenakan dua pakaian berwarna
kuning, kemudian beliau mengatakan kepadaku : ”Ini pakaian orang kafir, janganlah
kamu memakainya”. Kemudian saya katakan : ”Saya akan mencucinya”. Beliau
mengatakan : ”Jangan, tetapi bakarlah” (HR. Muslim).
”Anas ra berkata :
”Rasulullah melarang seseorang mencelup pakaian dengan kunyit” (HR. Muslim).
Ulama berbeda pendapat
tentang larangan ini, tetapi jumhur ulama sepakat bahwa memakai baju warna
kuning adalah hukumnya ”Makruh”, berdasarkan lafash hadits tersebut di atas.
Dalam zahirnya hanya disebut pakaian, itupun tidak semua pakaian. Karena dalam
hadits tersebut hanya pakaian yang dicelup warna kuning yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, jadi untuk cat rumah, tirai dan lain-lain (yang lain) tidak
berlaku. Namun untuk pakaian semua yang berwarna kuning agar dihindari karena
hukum asalnya Makruh.
Demikian, semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Daftar Pustaka :
-
Al Qur’an dan Terjemahnya
(Ayat Pojok Bergaris) An Nur.
-
M. Nashiruddin Al Albani,
Ringkasan Shahih Muslim, Gema Insani, 2005.
-
Hussein Bahreisj, Hadits
Shahih, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, CV Karya Utama, …
-
An Nawawi, Kitab Shahih
Muslim, ….,….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar