Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarokatuh,
Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur!” (QS At Taubah: 119).
Biasakanlah kejujuran menjadi penghias ucapan anda kepada orang lain.
Kejujuran dalam ucapan akan membuat orang lain menerima ucapan anda.
Perhatikanlah ketika Rasulullah Saw. berkata kepada orang-orang musyrik,
“Bagaimana pendapat kalian jika aku katakan bahwa pasukan berkuda akan datang
dari kaki bukit ini? Apakah kalian akan percaya?” Mereka menjawab, “Kami tidak
pernah menemukanmu berbohong” (HR. Bukhari dan Muslim).
Heraclius bertanya kepada kaum musyrikin Mekah tentang Rasulullah Saw., “Apakah
kalian pernah menuduhnya berdusta sebelum dia mengatakan (tentang agama Islam)
ini?” Abu Sufyan menjawab, “Tidak.” Heraclius tidak mengakui, ”Aku tahu, dia
memang tidak pernah berbohong kepada siapapun, tapi dia berbohong kepada Allah”
(HR. Bukhari).
Salah satu dampak negatif dari berbohong adalah semua ucapan akan ditolak,
walau benar. Kebohongan yang dilakukan membuatnya termasuk orang-orang yang
fasik. Allah telah berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang
fasik datang kepada kalian membawa berita, maka telitilah (kebenaran berita
itu)!” (QS Al Hujurat: 6).
Kejujuran akan tampak di wajah dan lisan, seperti halnya kebohongan. Allah
berfirman, “Jika Kami berkehendak, maka Kami akan perlihatkan mereka kepadamu
dan engkau akan mengenali mereka dari tanda-tanda mereka dan engkau akan mengenali
mereka dari ucapannya” (QS Muhammad: 30).
Inilah cerita tentang Yakub as ketika anak-anaknya datang kepadanya dan
berkata,”Wahai ayah kami, kami pergi saling berlomba dan kami tinggalkan Yusuf
dekat barang-barang kami, kemudian dia dimakan oleh serigala. Engkau pasti
tidak percaya kepada kami, walau kami berkata apa adanya”. Mereka datang dengan
membawa baju (Yusuf) yang berlumuran darah palsu. Yakub berkata, ”sebenarnya
nafsu kalian yang menggodaku dalam hal ini. Maka kesabaran yang baik (itulah
kesabaranku). Allahlah tempat memohon pertolongan dari apa yang kalian
ceritakan” (QS Yusuf: 17-18). Yakub menolak kebohongan mereka dengan ucapan, “Sebenarnya
nafsu kalian yang menipu kalian dalam hal ini”.
Ketika mereka datang kembali kepada ayahnya setelah mereka pergi membawa
saudaranya (Bunyamin) dan kembali tanpa saudaranya, mereka berkata kepada ayahnya,
“Wahai ayah kami, sesungguhnya putramu mencuri. Kami bersaksi dengan apa yang
kami lihat. Dan kami tidak mengetahui hal-hal yang gaib” (QS Yusuf: 81). Yakub membantah
ucapan mereka, walaupun kali ini mereka benar, ”Sebenarnya nafsu kalian yang
menipu kalian dalam hal ini. Maka kesabaran yang baik (itulah kesabaranku).
Semoga Allah mengembalikan semua kepadaku” (QS Yusuf: 83).
Perhatikanlah bagaimana persepsi Yakub terhadap anak-anaknya yang telah
berdusta pada cerita pertama. Itu yang membuatnya membantah ketika mereka datang kedua kalinya dengan
berita yang benar.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kebiasaan berbohong menyebabkan
kebenaran akan ditolak. Ini merupakan siksa yang cepat bagi orang yang suka
berbohong, sebelum siksa di akhirat. Selain itu kebohongan akan membuat orang
menjadi hina dan tercela di mata masyarakat. Kebohongan membuatnya masuk dalam
daftar orang-orang munafik. Tanda-tanda orang munafik sebagaimana sabda Rasulullah Saw (Hadist
Bukhari dan Muslim) adalah:
2. Ketika berjanji, dia mengingkari.
3. Ketika dipercaya, dia mengkhianati.
Masih banyak ayat dan hadist yang menganjurkan manusia untuk jujur dan menghindari
kebohongan. Kejujuran akan membuat manusia sukses di dunia dan akhirat,
karenanya jadikan kejujuran sebagai kebiasaan dalam kehidupan.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pustaka :
-
Musthafa al-’Adawy, Fikih
Akhlak, Qisthi Press, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar