Pages

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
 

Rabu, 06 Februari 2013

JADIKAN JUJUR SEBAGAI KEBIASAAN !

0 komentar


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,


Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur!” (QS At Taubah: 119).


Biasakanlah kejujuran menjadi penghias ucapan anda kepada orang lain. Kejujuran dalam ucapan akan membuat orang lain menerima ucapan anda. Perhatikanlah ketika Rasulullah Saw. berkata kepada orang-orang musyrik, “Bagaimana pendapat kalian jika aku katakan bahwa pasukan berkuda akan datang dari kaki bukit ini? Apakah kalian akan percaya?” Mereka menjawab, “Kami tidak pernah menemukanmu berbohong” (HR. Bukhari dan Muslim).


Heraclius bertanya kepada kaum musyrikin Mekah tentang Rasulullah Saw., “Apakah kalian pernah menuduhnya berdusta sebelum dia mengatakan (tentang agama Islam) ini?” Abu Sufyan menjawab, “Tidak.” Heraclius tidak mengakui, ”Aku tahu, dia memang tidak pernah berbohong kepada siapapun, tapi dia berbohong kepada Allah” (HR. Bukhari).


Salah satu dampak negatif dari berbohong adalah semua ucapan akan ditolak, walau benar. Kebohongan yang dilakukan membuatnya termasuk orang-orang yang fasik. Allah telah berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepada kalian membawa berita, maka telitilah (kebenaran berita itu)!” (QS Al Hujurat: 6).


Kejujuran akan tampak di wajah dan lisan, seperti halnya kebohongan. Allah berfirman, “Jika Kami berkehendak, maka Kami akan perlihatkan mereka kepadamu dan engkau akan mengenali mereka dari tanda-tanda mereka dan engkau akan mengenali mereka dari ucapannya” (QS Muhammad: 30).


Inilah cerita tentang Yakub as ketika anak-anaknya datang kepadanya dan berkata,”Wahai ayah kami, kami pergi saling berlomba dan kami tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, kemudian dia dimakan oleh serigala. Engkau pasti tidak percaya kepada kami, walau kami berkata apa adanya”. Mereka datang dengan membawa baju (Yusuf) yang berlumuran darah palsu. Yakub berkata, ”sebenarnya nafsu kalian yang menggodaku dalam hal ini. Maka kesabaran yang baik (itulah kesabaranku). Allahlah tempat memohon pertolongan dari apa yang kalian ceritakan” (QS Yusuf: 17-18). Yakub menolak kebohongan mereka dengan ucapan, “Sebenarnya nafsu kalian yang menipu kalian dalam hal ini”.


Ketika mereka datang kembali kepada ayahnya setelah mereka pergi membawa saudaranya (Bunyamin) dan kembali tanpa saudaranya, mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya putramu mencuri. Kami bersaksi dengan apa yang kami lihat. Dan kami tidak mengetahui hal-hal yang gaib” (QS Yusuf: 81). Yakub membantah ucapan mereka, walaupun kali ini mereka benar, ”Sebenarnya nafsu kalian yang menipu kalian dalam hal ini. Maka kesabaran yang baik (itulah kesabaranku). Semoga Allah mengembalikan semua kepadaku” (QS Yusuf: 83).


Perhatikanlah bagaimana persepsi Yakub terhadap anak-anaknya yang telah berdusta pada cerita pertama. Itu yang membuatnya membantah  ketika mereka datang kedua kalinya dengan berita yang benar.


Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kebiasaan berbohong menyebabkan kebenaran akan ditolak. Ini merupakan siksa yang cepat bagi orang yang suka berbohong, sebelum siksa di akhirat. Selain itu kebohongan akan membuat orang menjadi hina dan tercela di mata masyarakat. Kebohongan membuatnya masuk dalam daftar orang-orang munafik. Tanda-tanda orang munafik  sebagaimana sabda Rasulullah Saw (Hadist Bukhari dan Muslim) adalah:

1. Ketika berbicara, dia berdusta. 
2. Ketika berjanji, dia mengingkari. 
3. Ketika dipercaya, dia mengkhianati.

Masih banyak ayat dan hadist yang menganjurkan manusia untuk jujur dan menghindari kebohongan. Kejujuran akan membuat manusia sukses di dunia dan akhirat, karenanya jadikan kejujuran sebagai kebiasaan dalam kehidupan.


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Pustaka :
-      Musthafa al-’Adawy, Fikih Akhlak, Qisthi Press, 2007.
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar