Beranda NURUL IMAN
Tampak depan Masjid Nurul Iman ketika sedang dalam tahap renovasi...Lanjutkan
Atap NURUL IMAN
Kondisi atap Masjid Nurul Iman ketika sedang dalam tahap renovasi...Lanjutkan
Mihrab NURUL IMAN
Situasi mihrab Masjid Nurul Iman ketika sedang dalam tahap renovasi...Lanjutkan
Teras Samping NURUL IMAN
Proses renovasi teras samping Masjid Nurul Iman...Lanjutkan
Minggu, 21 Juli 2013
Minggu, 30 Juni 2013
SAHABAT BARU UMAT ISLAM
Pada Minggu, 30 Juni 2013, Masjid Nurul Iman kedatangan Saudari Rita yang berniat bulat untuk memeluk Agama Islam. Saudari Rita telah di-Baiat oleh Takmir Bidang Dakwah Masjid Nurul Iman, yakni Ustadz Ismail Ibnu Rosihan. Saudari Rita yang sebelumnya pemeluk Kristen Protestan, kini menjelma sebagai Muslimah.Semoga Allah swt selalu memberi hidayah, keberkahan dan petunjuk hidup bagi Saudari baru kita.......
Selasa, 19 Maret 2013
AMAL SETARA TAHAJUD
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,
”Dan pada sebagian
malam hari bersembahyang tahajudlah kamu, sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ketempat yang terpuji” (QS Al Isra’ : 79).
”Lambung mereka jauh
dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut
dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan
kepada mereka” (QS As Sajdah : 16).
”Bangunlah (untuk
sembahyang) di malam hari” (QS Al Muzzammil : 2).
”Sesungguhnya Tuhanmu
mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang), kurang dari dua pertiga malam,
atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari
orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang.
Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa
yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu
orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebahagian karunia Allah, dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di
jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman
yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al Muzzammil : 20).
KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD
1. Kelak akan dibangkitkan oleh Allah SWT pada kedudukan
terpuji (QS Al Isra’ : 79).
2. Allah menyebutnya sebagai muhsinin (orang-orang yang berbuat
kebaikan), dan berhak mendapatkan taman dan mata air surga (QS Az Zariyat : 15
– 18).
3. Salah satu sifat ibadurrahman (tawadhu dan lemah lembut)
yang mewarisi surga firdaus (QS Al Furqan : 63-64).
4. Allah SWT mepersaksikan sebagai orang beriman (QS As
Sajdah : 15 - 17).
5. Digolongkan sebagai orang-orang yang mengetahui dan
berakal (QS Az Zumar : 9)
6. Orang yang menjaga shalat malam, berhak menerima kebaikan
dan rahmat Allah SWT.
7. Akan masuk surga dengan selamat.
8. Kemuliaan orang beriman.
9. Berada dalam posisi terdekat dengan Allah SWT. Shalat
malam merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
10.Termasuk orang yang dicintai Allah SWT.
11.Merasa semangat dan gembira pada siang harinya.
12.Orang yang melaksanakan shalat tahajud, lebih
diistimewakan oleh Allah SWT daripada mereka yang tidak melakukannya.
13.Pencegah dosa.
14.Dapat menghalau penyakit.
15.Kemuliaan seorang mukmin ialah pada shalat malamnya.
AMALAN SETARA SHALAT
TAHAJUD
1.Niat Qiyamullail Sebelum Tidur
“Barang siapa menuju tempat tidurnya dan
berniat akan bangun malam (untuk shalat malam); lalu ia tertidur sampai pagi
maka dituliskan baginya apa yang ia niatkan. Sedangkan, tidurnya adalah sedekah
dari Rabbnya, Azza wa Jalla’ (HR. An Nasa; Al Albani).
2.Shalat Isya dan Shalat Subuh Berjama’ah.
“Barangsiapa Shalat Isya berjama’ah maka
ia seperti qiyamullail separuh malam dan barang siapa yang Shalat Subuh
berjama’ah maka ia seperti qiyamullail semalam penuh” (HR. Muslim).
“Barang siapa Shalat Isya dan Fajr berjama’ah
, maka baginya seperti qiyamullail semalam penuh” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
“Riwayat dari Abu Dawud dan Tirmidzi menjelaskan riwayat sebelumnya bahwa yang
dimaksud ialah Shalat Isya dan Subuh berjama’ah).
3.Shalat Sunnah 4 Raka’at Sebelum Shalat Dhuhur
“Empat raka’at sebelum Dhuhur menyamai
(pahala) shalat pada waktu Saur” (HR. Ibnu Abi Syaibah; Darimi).
4.Membaca 100 Ayat Pada Malam Hari
“Barang siapa membaca seratus ayat pada
satu malam, shalat semalam penuh dicatat untuknya” (HR. Iman Imam Ahmad Al Fath
Ar Rabbani).
5.Membaca Dua Ayat Terakhir Surat Al Baqarah (QS Al Baqarah :
285-286) pada Malam Hari
“Barang siapa membaca dua ayat terakhir Surat Al Baqarah pada
malam hari, keduanya telah mencukupinya” (HR. Iman Imam Ahmad Al Fath Ar
Rabbani; Bukhari; Muslim; Tirmidzi; Abu Dawud; Ibnu Majah dan Darimi).
6.Menyantuni Janda dan Orang Miskin
“Orang yang memberikan pelayanan terhadap
janda dan orang miskin seperti mujahid di jalan Allah, atau (seperti) orang
yang qiyamullail pada malam hari dan puasa pada siang hari” (HR. Ahmad; Bukhari;
Muslim; Tirmidzi; Nasai; Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi).
7.Menjaga Sebagian Etika Jum’at
“Barang siapa mencuci dan mandi pada hari
Jum’at, kemudian berangkat pada awal waktu dan mendapati awal khotbah, berjalan
dan tidak naik kendaraan, mendekat imam, mendengar, dan tidak melakukan hal
sia-sia, maka ia mendapat (pahala) amal setahun setiap satu langkah kakinya
pahala puasa dan qiyamullail (setahun)” (HR Ahmad; Tirmidzi; Darimi; Hakim;
Ibnu Khuzaimah).
8.Shalat Tarawih Secara Keseluruhan Bersama Imam
Tentang shalat sunnah bersama imam (Tarawih) ini, Rasulullah pernah
bersabda : “Sesungguhnya, barang siapa shalat bersama imam, sampai selesai, itu
setara dengan shalay satu malam” (HR.Sunan Ibnu Majah).
“Sungguh, bila seseorang shalat bersama
imam sampai selesai, qiyamullail satu malam penuh dicatat untuknya” (HR. Imam
Ahmad); Abu Dawud; Tirmidzi; Nasa’I). Hadits lengkapnya diriwayatkan Abu Dzar
Al Ghifari : “Kami puasa Ramadhan bersama Rasulullah SAW. Beliau tidak
qiyamullail bersama kami selama sebulan penuh hingga tersisa tujuh (malam).
Beliaupun qiyamullail bersama kami hingga sepertiga malam berlalu. Pada malam
keenam (tersisa), beliau tidak qiyamullail bersama kami. Lalu pada malam kelima
(yang tersisa), beliau qiyamullail bersama kami. Aku lantas berkata : “Wahai Rasulullah,
andai saja malam ini engkau qiyamullail bersama kami”. Beliau bersabda : “
Sungguh bila seseorang shalat bersama imam hingga usai, qiyamullail semalam
penuh dicatat untuknya”.
9.Mengajari Orang Lain Amalan Setara Qiyamullail
“Barang siapa yang menunjukkan kebaikan
maka ia memperoleh pahala sperti pahala orang yang melakukannya” (HR. Muslim).
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,
Daftar Pustaka :
1.
Sukmadjaja Asyarie – Rosy
Yusuf, Indeks Al Qur’an, Penerbit Pustaka, 2003.
2.
Yasir Amri, Amal Setara
Sholat Tahajud, Aqwam Jembatan Ilmu, 2010.
3.
Ir. H.M, Muslih Ss., Petunjuk
Praktis, Buku 02 : Shalat Rawatib, Shalat Fajar, Shalat Tahajjud, Shalat Witir,
Maverick Utama, 2001.
Senin, 04 Maret 2013
NASIHAT
DOSA
TERBESAR ADALAH KETAKUTAN
REKREASI
TERBAIK ADALAH BEKERJA
MUSIBAH
TERBESAR ADALAH KEPUTUSASAAN
KEBERANIAN
TERBESAR ADALAH KESABARAN
GURU TERBAIK
ADALAH PENGALAMAN
MISTERI
TERBESAR ADALAH KEMATIAN
KEHORMATAN
TERBESAR ADALAH KESETIAAN
KARUNIA
TERBESAR ADALAH ANAK SHOLEH
SUMBANGAN
TERBESAR ADALAH BERPARTISIPASI
MODAL
TERBESAR ADALAH KEMANDIRIAN
(ALI BIN ABI
THALIB RA)
Kamis, 28 Februari 2013
HUSNUZAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Arti
kata husnuzan adalah baik sangka, dapat diartikan sebagai suatu
perasaan hati yang selalu berbaik sangka, berpikiran jernih, tidak
menaruh curiga atau syak wasangka.
Islam
mengajak umatnya agar selalu berbaik sangka terhadap siapapun termasuk
kepada Allah Swt. Berbahagialah manusia yang selalu dapat berbaik sangka
karena apa yang disangkakan di dalam hati akan mempengaruhi terhadap
sikap dan cara berfikirnya.
1. Husnuzan Terhadap Allah Swt.
“Diwajibkan
atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk
bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS Al Baqarah :
216).
“Aku
mengikuti prasangka hambaKu terhadapKu, apabila dia baik sangka
kepadaKu maka balasannya baik pula, namun jika dia buruk sangka kepadaKu
maka balasannya buruk pula” (HR. Tabrani dan Ibnu Hibban).
Dengan
menanamkan husnuzan terhadap Allah SWT., maka setiap manusia akan dapat
memahami dan menerima semua pemberian Allah SWT. dengan hati yang
tenteram, karena Allah SWT. mempunyai maksud yang baik terhadap
ciptaanNya. Husnuzan kepada Allah SWT. adalah satu akhlak yang terpuji,
dan dapat menimbulkan sikap – sikap :
a. Selalu berharap atas karunia dan kasih sayang Allah SWT.
b. Tidak
pernah merasa jenuh dalam berupaya, bekerja dengan perasaan senang
serta meyakini yang dilakukannya tidak menyimpang dari aturan Allah
dalam rangka ibadah.
c. Optimis, berusaha dengan semangat, dengan keyakinan bahwa Allah SWT. akan memberikan yang terbaik.
d. Tidak mudah putus asa.
e. Tenang dan tawakal dalam menghadapi hidup.
2. Husnuzan Terhadap Diri Sendiri
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang – orang yang berbuat baik” (QS Al
Ankabut : 69).
Husnuzan
kepada diri sendiri akan menaruh kepercayaan dan keyakinan kepada
dirinya bahwa ia mampu melakukan dan menghasilkan apa yang diinginkan.
Keyakinan ini akan menimbulkan sikap percaya diri, meyakini kemampuan
diri serta semangat dalam berupaya. Ia lebih peka terhadap mensikapi
isyarat yang diberikan Allah SWT.
Sebagai
makhluk terbaikNya, manusia memiliki jasad, akal dan budi, sehingga
dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri, melakukan segala pekerjaan
sebaik mungkin, gemar bekerja keras, tidak menyia-nyiakan setiap
kesempatan untuk melakukan kebaikan, selalu ingin maju, memiliki
kepribadian yang kuat dan tidak merasa rendah diri.
3. Husnuzan Terhadap Orang Lain
“.
. . . .Bertolong-tolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan janganlah
kamu bertolong-tolongan dalam dosa dan permusuhan” (QS Al Maidah : 2).
“Hai
orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing
sebagian kamu yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
terhadapnya dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima
tobat dan Maha Penyayang” (QS Al Hujurat : 12).
Beruntunglah manusia yang dapat selalu menilai manusia lain dengan positif, sehingga perilaku yang tidak menyenangkan tidak
akan membuatnya tersinggung, marah ataupun sakit hati, ia penuh
toleransi (pemaaf). Akibatnya hidupnya akan dapat dijalani dengan penuh
kenikmatan dan keberkahan, rukun dan damai, saling pengertian dan kasih
sayang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Pustaka :
-
Drs.
M. Husein AS dkk., Pendidikan Agama Islam, SMA Kelas X, Dongpong Karya, 2007.
Langganan:
Postingan (Atom)